Sunday, May 27, 2007

Strategi dan Taktik Umat Kristen

Pola, Strategi-Taktik, dan Fakta-Fakta Pemurtadan Umat Islam di Indonesia


Pemurtadan sedang berlangsung marak, sementara umat islam mengalami kemunduran semangat membentengi diri secara konstruktif menurut syari’at islam. Fenomena ini menjadi peluang bagi domba-domba Khatholik dan Protestan menerapkan taktik misi-misi pemurtadan umat islam melalui pendekatan “bantuan social” pada sasaran bidik masyarakat miskin dikota, dan desa terpencil. Sedangkan pada strata sosial masyarakat menengah keatas diterapkan taktik pendekatan ”bargaining politik-kekuasaan” pada sasaran bidik jabatan-jabatan strategis dibidang moneter dan keuangan, pendidikan, kebudayaan, tenaga kerja, militer-kepolisian, kesehatan, transmigrasi, pertanaan, pertambangan, perhubungan, telekomunikasi, dan imformasi, seni dan pariwisata, serta industri makanan dan obat-obatan.

Dalam lapangan social kemasyarakatan social ditempuh melalui perjuangan HAM dan gender, membangun panti-panti asuhan, perempuan pembantu rumah tanggadengan misi kontrak kandungan (rahim), perkawinan campuran (perempuan Kristen untuk memurtadkan semua laki-laki islam), perpindahan agama sementara waktu untuk perkawinan (lelaki kristan), pengorbanan diri perempuan Kristen mengandung anak dari lelaki islamdi luar nikah (ekploitasi asal-usul pendeta atau pastor berasal dari keturunan islam), bantuan beasiswa belajar pada negara-negara yang telah ditentukan melahirkan intelektual islam sekuler untuk melawan islam.

Mendorong dan mendukung pelaksaanan upacara-upacara seremonial keagaman secara bersama unutk mengaburkan batas-batas akidah. Semua cara telah ditempuh untuk menyukseskan program pemurtadan melalui tulisan, termasuk selebaran gelap tanpa ada tindak penyelidikan dari pihak kepolisian, bahwa tindakan tersebut mengangu ketertiban kehidupan masyarakat secara luas.

Semua orang dimanfaatkan oleh kaum nasrani untuk mengkristenkan umat islam diindonesia. Anak-anak muda Kristen diberi peran sebagi “pengamen” membawakan lagu-lagu gerejani diatas diatas kendaraan umum tanpa menghormati penumpang yang umumnya pasti beragama islam. Pada linkungan pemukiman atau perumahan yang mayoritas muslim, sedangakan yang beragama Kristen hanya satu-dua orang, melaksanakan “kebaktian” yang diikuti jemaatnya dari luar pemukiman tersebut. Proses selanjutnya, kegiatan kebaktian itu diajukan sebagai alasan untuk mendirikan gereja ditengah-tengah pemukiman yang dihuni olek mayoritas kaum muslim.

Gerakan ini sangat potensial mengundang antipati umat islam melalui aksi-aksi protes dan kekerasn merusak gereja atau rumah tempat kebaktian. Sesungguhnya protesumat islam melalui prosedur yang sah tidak diindahkan oleh pihak-pihak yang berwajib dan berwenang, bahkan oleh petugas-petugas negeri ini, balik menuduh umat islam yang mengadu sebagai”ekstremis” yang menggangu stabilitas nasional. Itulah sekedar potert umum yang tidak terpungkiri.

Negara Indonesia penduduknya “komunitas muslim terbesar didunia,” berdasrkan survey antar sensus (supas) yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 1990, tercatat bahwa dari 200 juta jiwa, presentase umat islam mencapai 87,3 % (dibulatkan menjadi 90 %). Sementara umat Kristen protestan hanya 6 %, umat Khatolik 3,6 %, Hindu 1,8 %, dan agama lain 0,3 %.

Sebagi mujahid, kita tidak boleh berbangga dengan besarnya angka-angka mayoritas diatas, sebab data-data terkini mencatat, bahwa jumlah umat islam menurun drastis dari 90 % menjadi 75 % (tabloid SIAR edisi No. 43, tanggal 18-24 November 1999 halaman 14).

Terlepas dari validitas dan akurasi data diatas perlu dicermati pula hasil temuan Litbang Departemen Agama, bahwa penyebab penurunan populasi umat islam Indonesia itu ada dua hal:

Pertama, Keberhasilan program KB yang dilakukan debgan gencar kepa kaum Muslimin, sementara kepa umat diluar islam, progran KB tidak pernah didengungkan, nyaris tidak terdengar. Dengan demikian, program Kb mengakibatkan pertumbuhan populasi umat Kristen jauh lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan populasi umat Islam.

Kedua, keberhasilan program kristenisai yang dilakukan dengan gencar, secara sistematis dan tidak mengindahkan kode etik penyiaran agama.

Ingatlah Firman Allah:
“Orang-oran Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: Sesungghnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang benar. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan dating kepadamu, maka Allah SWT. Tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”
(QS. Al-Bagarah 2:120).


“Dan diantara manusia ada orang yang ucapannyatentang kehidupan dunia menarik hatimu, dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penentang yang paling keras.”
(QS. Al-Bagarah 2:204).

-----ooOOoo-----

No comments:

Post a Comment