Thursday, April 16, 2009

Tips Mengenai Jihad dan Keamanan 2

2. Penggunaan alat komunikasi dan pemakaian kata-kata yang salah.

Faktor yang sangat berbahaya bagi seorang Muslim adalah penggunaan alat komunikasi yang salah, seperti telepon, internet, dll. Siapapun yang telah menyadari kewajiban berjihad akan menjadi sasaran perhatian pihak badan keamanan. Para musuh tidak dapat membaca pikiran kita, [atau] melihat ke dalam hati kita, tetapi mereka dapat mencuri dengar secara diam-diam percakapan kita, membaca email-email [kita] dll.


Beroperasi 16 kali lebih cepat dari versi lama dalam mendeteksi transmitter audio dan video


* Cara termudah untuk mengetahui perasaan dan pikiran seseorang adalah dengan jalan menyadap dan menganalisa apa yang kamu katakan dan tuliskan, suatu penyadapan dasar telepon dan internet secara rahasia, untuk mencuri dengar percakapan telepon, e-mail, [pesan] chatting dan [postingan-postingan] pada forum...


Pengecekan telepon
(baca: menyadap telepon "sementara/selamanya")

* Sebuah ponsel juga merupakan sumber sinyal bagi alat pengawasan, oleh karenanya perlu untuk benar-benar mematikan telepon di lokasi-lokasi rahasia (apartemen, perumahan, tempat-tempat pertemuan dll.) dengan melepas baterai dan kartu simnya dari telepon, karena telepon tersebut kadang mengandung sumber energi tambahan untuk menyimpan pengaturannya[biasanya di dalam ponsel sudah terdapat baterai terintegrasi yang tidak bisa dilepas]. Telepon tersebut boleh kamu hidupkan hanya dalam keadaan yang sangat-sangat terpaksa, dan hanya dilakukan selama perjalanan (dalam mobil, bis, dll.).


* Perlu diketahui bahwa pengawasan melalui ponsel bisa saja disetel berdasarkan suara tertentu, karenanya tidak ada gunanya mengganti nomer telepon ataupun telepon itu sendiri bagi seorang yang telah berada dalam pengawasan "berdasarkan suara". Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, [sebagai gantinya] sebaiknya menggunakan sms saja.

* Seorang mujahid yang pernyataannya telah diterbitkan, seharusnya tahu bahwa suaranya akan tersimpan dalam suatu database elektromagnetik intelijen kuffar, dan setiap percakapan teleponnya akan terekam secara otomatis.


* Harus benar-benar diingat bahwa tidak ada satupun telepon yang aman: telepon yang anda gunakan untuk menghubungi kerabat-kerabat anda, telepon yang hanya digunakan untuk akses internet, [telepon-telepon tersebut] menyediakan sumber informasi yang sama tentang lokasi anda. Ingat: bukan teleponnya yang tidak aman, tapi kamulah yang nggak aman. Kapan saja anda menghidupkan telepon anda, itu sudah cukup menjadi alasan untuk menjadikan anda sebagai sasaran.


* Berdasarkan data statistik badan keamanan Rusia, selama beberapa tahun terakhir, terdapat sekitar 80-90% operasi-operasi terhadap Mujahidin yang berhasil dilaksanakan setelah dilakukan pengawasan dan penyadapan ponsel.


Orion ini ampuh untuk mendeteksi tape recorder,
kamera chip, remote control transmitter tersembunyi

* Seluruh Mujahidin harus diberi instruksi tentang penggunaan segala jenis alat komunikasi, dan pelanggaran intruksi tersebut dalam bentuk apapun harus dihukum secara tegas. Yakni apabila menyalakan telepon di tempat-tempat atau pada saat yang dianggap tidak aman serta melanggar instruksi-instruksi tadi.


* Aktivitas internet juga harus diatur oleh peraturan keamanan. Mengunjungi situs-situs web seperti kavkazcenter.com jelas pasti dikontrol secara ketat oleh badan keamanan. Selain itu, lebih-lebih terhadap pengunjung sumber informasi non-Muslim, seperti ingushetia.org atau kavkaz-uzel.ru, walaupun hanya membaca berita tentang aksi-aksi militer dan peristiwa-peristiwa serupa, itu juga menarik perhatian pihak badan keamanan.


* E-mail juga merupakan sumber informasi yang dapat diakses dengan mudah. Menjebol password akun email tidaklah sulit bagi hacker yang lebih kurang telah berpengalaman. Semua emailmu yang tersimpan pada server-server yang berlokasi di Rusia, jelas dapat diakses oleh polisi [Rusia] manapun. Oleh karenanya anda harus menggunakan layanan email non-Rusia dan secara rutin (setidaknya sekali dalam dua pekan) mengganti password-password yang anda miliki. Dan jangan tulis apapun yang dapat menarik perhatian musuh! Semua email di seluruh dunia selalu akan melalui sistem otomatis yang menampakkan apa yang kita kenal sebagai keyword "kata kunci". Asal kamu tahu saja bahwa kata "subhanallah" termasuk dalam kata-kata kunci tersebut. Bisa juga digunakan pesan email terenskripsi [tulisan hanya akan terlihat seperti kode-kode tak beraturan, dan hanya bisa dibaca setelah enkripsi dibuka]


* Jika orang tersebut tidak mampu memenuhi persyaratan keamanan, lebih baik keluarkan saja dia dari Jama`ah, daripada menyebabkan umat Islam lainnya terseret ke dalam bahaya fatal yang dapat menyebabkan kematian.


Misalnya, seorang Mujahid muda yang tiba di suatu apartemen rahasia dan sedang menunggu untuk masuk ke hutan, telah diperingatkan bahwa ia tidak boleh menelpon kemanapun juga dari teleponnya, tetapi kemudian ia terdengar berbicara di teleponnya serupa dengan ini: "Nggak, akhi, aku nggak bisa bilang padamu di mana aku sekarang, nggak aman nih, aku nggak bisa membahayakan ikhwan-ikhwan yang lain." Dari luar, hal seperti ini bisa saja tampak seolah-olah Mujahid ini benar-benar bodoh, tetapi masalahnya adalah bahwa begitu banyak ikhwan-ikhwan yang menganggap dirinya pintar, tapi berkelakuan seperti ini.


Percakapan seperti itu tidak akan menyisakan suatu keraguan dalam benak polisi manapun, apalagi seorang spesialis yang memang sedang mengadakan pengawasan. Kami hanya akan menambahkan, bahwa selang beberapa waktu kemudian apartemen tersebut digerebek, dan tiga Mujahidin yang selalu berhati-hati dan berpengalaman terbunuh. Dan jika kebodohan Mujahid muda itu dengan melakukan pembicaraan di telepon dapat menyebabkan mereka terbunuh, maka ia harus berfikir, apa yang akan ia katakan sebagai alasan di Hari Pembalasan.


* Buruknya kualitas komunikasi seluler merupakan suatu tanda bahaya. Jika tiba-tiba anda tidak dapat menelepon dari suatu tempat, yang sebelumnya di kawasan itu anda tidak memiliki masalah saat menelepon, maka kemungkinan ada pemancar pengawas yang bekerja di areamu, dan anda harus segera meninggalkan kawasan tersebut.


* Jika Anda menelepon seseorang dan panggilan itu telah sampai, tapi tak seorangpun yang menjawabnya, itu mungkin suatu tanda bahwa orang tersebut ditangkap, dan orang-orang kafir mengecek siapa yang menelponnya.


* Hal yang pertama-pertama diperiksa oleh orang-orang kafir setelah menangkap seorang yang diduga memiliki link dengan Mujahidin, adalah kartu-kartu SIM dari ponsel mereka. Demi mencapai [tujuan] ini mereka menggunakan seluruh laboratorium yang berpangkalan di GAZelle [mobil van], yang berisi berbagai perangkat keras.

* Semua lokasi-lokasi rahasia, sama halnya seperti sasaran kerja (orang-orang kafir, murtadin, jenis-jenis senjata, jenis-jenis mobil, nama-nama kelompok Mujahidin dll.) sebaiknya disandikan dengan sandi yang telah disepakati sebelumnya, untuk mencegah percakapan seperti: "yuk kita ketemu di tempat di mana kamu telah bertemu dengan teman-teman lainnya kemarin dulu" - "teman apa sih?" - "itu lho yang kerja dengan Abdullah" - "Abdullah apa sih, senior atau yunior?" - "itu lho yang tangannya tidak cukup berfungsi" - "yang saudaranya sudah nikah... dan di mana kita harus bertemu?..." dll.

Perlu diketahui bahwa orang-orang kafir bisa saja menggunakan peralatan yang fungsinya untuk mencuri dengar dari jarak jauh, yang memungkinkan untuk mendengarkan percakapan di dalam sebuah rumah atau bahkan mobil yang melintas dari jarak 80-100 meter. Oleh karenanya bila anda berada di suatu tempat yang memungkinkan untuk melakukan aktivitas mencuri dengar, sebaiknya anda diam saja atau berbicara dengan cara yang bisa membuat orang yang mencuri dengar itu merasa tersesat dalam ketidakmengertian. Secara umum, lebih baik diam dan tidak banyak bicara!


3. Bocornya informasi melalui keluarga atau teman dekat


Masalahnya tampak jelas, namun bagaimanapun, masih banyak ikhwan-ikhwan yang tidak dapat mencari solusinya. Kali ini anda harus ingat dan ini terakhir kalinya: jika anda sendiri tidak dapat menyimpan rahasia anda sendiri, maka dijamin orang yang anda beritahukan rahasiamu kepadanya, sama sekali tidak akan bisa menyimpan rahasiamu.


Rahasia tentang jihad, rahasia militer merupakan rahasia yang terlarang untuk mengatakannya kepada siapapun, bahkan kepada orang yang paling layak kita percaya. Mujahid bisa saja berbicara tanpa berpikir, atau dia akan dipaksa bicara setelah disiksa atau dibuat mabuk. Seorang istri bisa jadi dia berbagi cerita dengan ibunya, dan ibunya ini akan mengatakan pada
teman-temannya dan kerabatnya...


Variasi kejadian tersebut tidak terhitung, tetapi itu semua menyebabkan satu hal: bahwa apa yang tadinya hanya diketahui oleh dua orang saja, akhirnya diketahui oleh semua orang.


Dalam keadaan apapun, setiap pertukaran informasi haruslah diperkuat (tidaklah diperkenankan mengatakan rahasia sebagai suatu contoh atau untuk meningkatkan semangat juang) dan diminimalkan (jika kamu tidak bisa menyembunyikan sesuatu dari istrimu, maka istrimu harus diingatkan untuk tidak mengatakannya kepada ibunya atau teman-temannya yang dapat ia percaya sekalipun).


Kadang-kadang beberapa kaum Muslim begitu naif, mereka berfikir bahwa pertalian kekerabatan akan mencegah pasukan kafir dari melukai mereka. Harus dipahami dengan jelas, bahwa pahitnya perang di Kaukakus betul-betul telah mencapai derajat tinggi, di mana para "polisi" lokal tidak ragu-ragu menembak, menculik dan menyiksa keluarga mereka yang "militan" atau mereka "yang dicurigai memiliki link-link dengan para militan." (ص'l/muslimdaily.net)


Disusun oleh Abu Anas Khacharoy

sumber dikutip dari:http://www.muslimdaily.net

Tips Mengenai Jihad dan Keamanan 1

Dalam forum-forum Internet kamu cukup sering dapat membaca postingan seperti "Aku ingin berjihad, siapa yang bisa membantuku? di mana kita bisa ketemu?" Postingan-postingan tersebut dikirim baik oleh para agen provokator dari pihak keamanan, atau kaum Muslimin yang tulus bersungguh-sungguh, namun naif. Dan kami akan menujukan hal ini kepada ikhwan-ikhwan (naif) yang demikian.

Jihad merupakan suatu kewajiban perseorangan, tetapi sebagai ibadah, jihad menuntut pemenuhan syarat-syarat tertentu. Apa yang akan kita katakan tentang seorang pria yang mendirikan sholat dengan mengenakan celana pendek, di suatu tempat yang kotor dengan tanpa melakukan wudhu, (dan pria tersebut) membenarkan tindakannya berdasarkan kenyataan bahwa sholat itu merupakan suatu kewajiban bila telah tiba waktunya? Meskipun begitu beberapa ikhwan, yang telah menyadari kewajiban akan Jihad, membiarkan diri mereka menghabiskan banyak waktu di depan layar komputer, sementara mereka tidak mempersiapkan diri mereka sendiri secara moral, fisik dan intelektual untuk berperang di jalan Allah sama sekali.

Pada waktu yang sama, Jihad pada hari ini merupakan suatu aktivitas sabotase dan penjagaan, yang mana, pada seluruh tentara dari penjuru dunia, aktivitas ini hanya dilaksanakan oleh mereka yang terpilih secara khusus, para petarung elit. Apakah kamu membayangkan seorang tentara pasukan khusus, adalah mereka yang tidak tahu daftar perkalian, lalu hampir tidak naik
lima kali, tidak tahu bagaimana cara menembak, dan bahkan tidak mengenal baik senjatanya, yang tidak mampu melakukan pertolongan pertama pada seorang yang terluka, dan tidak memenuhi tuntutan keamanan?

Kedisplinan yang terdapat pada para tentara kafir dipelihara oleh rasa takut terhadap hukuman. Namun bagi seorang Mujahid, Bagi seorang Mujahid, alasan utama untuk mematuhi kaidah perang adalah karena kesholihannya. Kekurangsholihah dapat menyebabkan jatuhnya para korban dan bahkan kekalahan, dan hal tersebut tidak akan menjadi suatu alasan pada Hari
Pertanggungjawaban.

Menyandarkan diri pada Allah termasuk di dalamnya dengan memenuhi segala persyaratan yang mampu kita penuhi, dengan cara memungkinkan yang terbaik, dan tidak mengabaikan ikhtiar ketika mengatakan "kami menyandarkan diri pada Allah"

Dengan Nama Allah, yang Maha Pemurah, Maha Penyayang.

Ribat

Bagian 1. Keamanan Umum

Jihad di Kaukakus telah berlangsung selama bertahun-tahun, namun kami terus menyaksikan lemahnya kesiapsiagaan para pemuda Mujahidin, seperti halnya ketika para pemuda tersebut melalaikan kaidah keamanan yang diberikan oleh para pejuang yang lebih berpengalaman. Ilmu pengetahuan militer dituliskan dengan darah, dan darah kaum Muslimin terlalu berharga untuk ditumpahkan karena lemahnya kesiapsiagaan, kecerobohan ataupun kedunguan kita.

Kami ingin menyajikan beberapa kaidah untuk persiapan dan memperjuangkan Jihad, berdasarkan pengalaman kontemporer Mujahidin di Kaukakus Utara.

Pertama-tama, perlu dipahami bahwa Jihad di suatu wilayah yang dikendalikan badan keamanan musuh mengharuskan adanya langkah-langkah keamanan ekstra dari para Mujahid, dan juga membutuhkan suatu kemampuan dalam melakukan penyamaran, yang tidak hanya menyamarkan aksi-aksimu, tetapi juga niatanmu. Secara khusus, seorang Muslim yang telah membuat keputusan kokoh untuk berpartisipasi dalam Jihad harus mampu menyimpan keputusannya secara rahasia, karena semua badan keamanan kaum kafir akan selalu berusaha mencegah keluarnya Mujahidin di mata publik dan munculnya pusat baru Jihad, daripada harus berurusan dengan akibatnya.

Faktor-faktor utama terbongkarnya informasi mengenai [seorang mujahid] adalah:

1. Tereksposnya ciri-ciri Mujahid itu sendiri.
2. Penggunaan alat komunikasi dan pemakaian kata-kata yang salah.
3. Bocornya informasi melalui keluarga atau teman dekat.


Marilah kita tinjau faktor-faktor ini secara lebih terperinci.

1. Tereksposnya ciri-ciri seorang Mujahid (baik yang berpotensi maupun yang aktif) meliputi:

* Mengunjungi masjid (adalah lebih baik menghindari masjid sama sekali, karena masjid-masjid merupakan tempat mengawasi kaum Muslimin dan menjadi tempat yang paling mudah untuk memata-matai mereka: semuanya kelihatan, siapa berhubungan dengan siapa, siapa saja yang tidak muncul kelihatan dengan jelas).

* Berbicara tentang Jihad dengan mereka yang tidak dapat dipercaya (contohnya mereka yang tidak sejalan/sefikrah denganmu), meskipun mereka adalah "masya Allah, ikhwan yang sangat baik".

* Penampilan luar, misalnya, tumbuhnya jenggot, atau bahkan jenggot yang tak dicukur yang tumbuh menutupi permukaan dagu, seandainya itu bukanlah merupakan suatu norma atau suatu kecenderungan dalam masyarakat. Juga penggunaan ekspresi-ekspresi (lisan), pakaian dan aksesoris (jam casio, parfum Arab, miswak) yang dihubung-hubungkan dengan "para militan" atau "para pengikut wahhabi" menurut pendapat umum.

Semua pokok persoalan ini telah ditinjau oleh para Mujahidin berulang kali, suatu penyelidikan bahkan dibuat mengenai kemungkinan menanggalkan penggunaan niqab (cadar) bagi para istri Mujahid, karena itu merupakan suatu faktor mengekspos, tetapi pengalaman orang lain dan bahkan kesalahan yang lainnya masih juga tidak memberi pelajaran bagi kita. Sebagai contoh,
setelah gagal dalam percobaan [pembunuhan] R. Kadyrov, dia memerintahkan untuk menahan semua pemuda yang memiliki ciri-ciri berdasarkan "rambut panjang dan jenggot yang tidak dicukur", dan memeriksa apakah mereka memiliki hubungan dengan para militan, dan yang pertama dalam suatu kelompok pria yang kebetulan ditahan merupakan seorang mujahid.

Banyak Mujahid yang sembrono mengambil foto. Kita harus mengakui bahwa foto-foto dan video-video, khususnya yang terposting di internet, merupakan sumber sempurna terhadap suatu informasi bagi kaum kafir. Suatu contoh adalah suatu cerita tentang seorang pemuda, anak seorang polisi, yang, "bersendagurau", berpose di depan sebuah webcam, berbicara tentang Jihad dan memegang senjata tangan ayahnya, dan memposting video itu di internet. Tidaklah sulit bagi badan keamanan untuk mencarinya dengan menggunakan nomer senjata tangan tersebut, yang tertangkap webcam.

Mujahidin sering sekali mulai mengambil foto-foto dan bahkan membuat [videotape] pernyataan-pernyataan, mengisyaratkan mereka [telah] berada dalam daftar para buronan, yang demikian itu akan membatasi kesempatan-kesempatan mereka dalam menyamarkan aktivitasnya di darat. Tetapi dapat kita katakan bahwa para Mujahid yang paling penting adalah mereka yang tepatnya dapat beraksi di darat, memukul (mundur) orang-orang kafir dan para murtadin di tempat di mana mereka tidak mengharapkannya. Mujahid yang tidak dikenal oleh siapapun, dan yang tidak menimbulkan kecurigaan, bisa mengumpulkan lebih banyak penyelidikan dan menimbulkan banyak korban di pihak musuh, daripada seseorang yang terpaksa bersembunyi terus menerus dan hanya peduli dengan keselamatannya

sumber dikutip dari:http://www.muslimdaily.net

Mencintai Rosulullah SAW ? Terapkan Syariah Islam , Campakkan Kapitalisme !

Makna Kelahiran Muhammad saw.

Kelahiran Muhammad saw. tentu tidaklah bermakna apa-apa seandainya beliau tidak diangkat sebagai nabi dan rasul Allah, yang bertugas untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada umat manusia agar mereka mau diatur dengan aturan apa saja yang telah diwahyukan-Nya kepada Nabi-Nya itu. Karena itu, Peringatan Maulid Nabi saw. pun tidak akan bermakna apa-apa—selain sebagai aktivitas ritual dan rutinitas belaka—jika kaum Muslim tidak mau diatur oleh wahyu Allah, yakni al-Quran dan as-Sunnah, yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad saw. ke tengah-tengah mereka. Padahal, Allah Swt. telah berfirman:

وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا

Apa saja yang diberikan Rasul kepada kalian, terimalah; apa saja yang dilarangnya atas kalian, tinggalkanlah. (QS al-Hasyr [59]: 7).

Lebih dari itu, pengagungan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad saw., sejatinya merupakan perwujudan kecintaan kepada Allah, karena Muhammad saw. adalah kekasih-Nya. Jika memang demikian kenyataannya maka kaum Muslim wajib mengikuti sekaligus meneladani Nabi Muhammad saw. dalam seluruh aspek kehidupannya, bukan sekadar dalam aspek ibadah ritual dan akhlaknya saja. Allah Swt. berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي

Katakanlah, “Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku.” (QS Ali Imran [3]: 31).

Dalam ayat di atas, frasa fattabi‘ûnî (ikutilah aku) bermakna umum, karena memang tidak ada indikasi adanya pengkhususan (takhshîsh), pembatasan (taqyîd), atau penekanan (tahsyîr) hanya pada aspek-aspek tertentu yang dipraktikkan Nabi saw.

Di samping itu, Allah Swt. juga berfirman:

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ

Sesungguhnya engkau berada di atas khuluq yang agung. (QS al-Qalam [68]: 4).

Di dalam tafsirnya, Imam Jalalin menyatakan bahwa kata khuluq dalam ayat di atas bermakna dîn (agama, jalan hidup) (Lihat: Jalalain, Tafsîr Jalâlayn, 1/758). Dengan demikian, ayat di atas bisa dimaknai: Sesungguhnya engkau berada di atas agama/jalan hidup yang agung. Tegasnya, menurut Imam Ibn Katsir, dengan mengutip pendapat Ibn Abbas, ayat itu bermakna: Sesungguhnya engkau berada di atas agama/jalan hidup yang agung, yakni Islam (Lihat: Ibn Katsir, Tafsîr Ibn Katsîr, 4/403). Ibn Katsir lalu mengaitkan ayat ini dengan sebuah hadis yang meriwayatkan bahwa Aisyah istri Nabi saw. pernah ditanya oleh Sa’ad bin Hisyam mengenai akhlak Nabi saw. Aisyah lalu menjawab:

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ

Sesungguhnya akhlaknya adalah al-Quran. (HR Ahmad).

Dengan demikian, berdasarkan ayat al-Quran dan hadis penuturan Aisyah di atas, dapat disimpulkan bahwa meneladani Nabi Muhammad saw. hakikatnya adalah dengan cara mengamalkan seluruh isi al-Quran, yang tidak hanya menyangkut ibadah ritual dan akhlak saja, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Artinya, kaum Muslim dituntut untuk mengikuti dan meneladani Nabi Muhammad saw. dalam seluruh perilakunya: mulai dari akidah dan ibadahnya; makanan/minuman, pakaian, dan akhlaknya; hingga berbagai muamalah yang dilakukannya seperti dalam bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan, hukum, dan pemerintahan.

Rasulullah saw. sendiri tidak hanya mengajari kita bagaimana mengucapkan syahadat serta melaksanakan shalat, shaum, zakat, dan haji secara benar; tetapi juga mengajarkan bagaimana mencari nafkah, melakukan transaksi ekonomi, menjalani kehidupan sosial, menjalankan pendidikan, melaksanakan aktivitas politik (pengaturan masyarakat), menerapkan sanksi-sanksi hukum (‘uqûbat) bagi pelaku kriminal, dan mengatur pemerintahan/negara secara benar. Lalu, apakah memang Rasulullah saw. hanya layak diikuti dan diteladani dalam masalah ibadah ritual dan akhlaknya saja, tidak dalam perkara-perkara lainnya? Tentu saja tidak!

Jika demikian, mengapa saat ini kita tidak mau meninggalkan riba dan transaksi-transaksi batil yang dibuat oleh sistem Kapitalisme sekular; tidak mau mengatur urusan sosial dengan aturan Islam; tidak mau menjalankan pendidikan dan politik Islam; tidak mau menerapkan sanksi-sanksi hukum Islam (seperti qishâsh, potong tangan bagi pencuri, rajam bagi pezina, cambuk bagi pemabuk, hukuman mati bagi yang murtad, dll); juga tidak mau mengatur pemerintahan/negara dengan aturan-aturan Islam? Bukankah semua itu justru pernah dipraktikan oleh Rasulullah saw. selama bertahun-tahun di Madinah dalam kedudukannya sebagai kepala Negara Islam (Daulah Islamiyah)? (Arif

sumber dikutip dari:http://www.muslimdaily.net

Hasil Pemilu dan Khilafah Jalan Baru Dunia, termasuk Indonesia

Sebagian orang masih menganggap, bahwa pemilu adalah jalan perubahan. Karena, melalui pemilulah, mandat bagi penyelenggara negara itu diperbarui, baik bagi mereka yang duduk di kursi legislatif maupun eksekutif. Namun, bagi yang percaya bahwa pemilu merupakan jalan perubahan, kini harus gigit jari.

Pemilu kali ini, setidaknya berdasarkan perhitungan Quick Count LSI, menunjukkan, bahwa Partai Demokrat mendapatkan 20.27% suara, diikuti Golkar: 14.87% suara, PDIP: 14.14% suara, PKS: 7.81% suara, PAN: 6.05% suara, PPP: 5.32% suara, PKB: 5.25% suara, Gerindra: 4.21% suara, Hanura: 3.61% suara dan PBB: 1.65% suara (TVOne, 9/4/2009). Dengan hasil seperti ini, terbukti bahwa pemilu tidak membawa perubahan, bahkan semakin mengokohkan partai pemerintah, yaitu Partai Demokrat, Golkar, dan koalisi partai pemerintah, seperti PKS, PPP, PKB dan PBB.

Meski, dibayangi sejumlah masalah, mulai dari golput yang mencapai 40% dari 171.068.667 pemilih, kisruh DPT (daftar pemilih tetap) hingga kerusuhan di Abepura, Papua, namun hajatan demokrasi itu akhirnya toh tetap berjalan. Terlepas dari semuanya itu, ada yang menarik dari Anas Urbaningrum, Ketua DPP Partai Demokrat (9/4/2009), ketika mengomentasi kemenangan partainya, bahwa ini adalah bukti rakyat lebih percaya pada sesuatu yang sudah pasti, ketimbang coba-coba dengan sesuatu yang belum pasti. Di tempat terpisah, Tifatul Sembiring, Presiden PKS (9/4/2009), menampik anggapan bahwa ini bukti kalau partai Islam tidak laku. Sementara itu, Golkar, yang mengalami penurunan suara yang signifikan dalam pemilu kali ini, melalui Ketua Umumnya, Jusuf Kalla (9/4/2009), menengarai telah terjadi kecurangan dalam pemilu.

Iya, untuk menang, apapun memang bisa dilakukan. Mulai dari penurunan BBM menjelang pemilu, BLT hingga iklan. Dana ratusan milyar rupiah pun telah digelontorkan untuk iklan, baik di televisi, radio maupun koran. Semuanya itu dilakukan demi memoles citra partai, politisi dan figur sentralnya. Dengan begitu masifnya iklan yang ditayangkan, rakyat pun lupa akan kejahatan partai, politisinya, bahkan pejabat penyelenggara negara. Pendek kata, semua cara menjadi halal, demi meraih kemenangan. Celakanya, partai yang mengaku sebagai partai Islam pun ikut-ikutan. Sayangnya, meski semua identitas keislamannya telah dikorbankan, toh nyatanya tidak menang.

Di sisi lain, di luar gelanggang, ada juga segelintir orang yang menyerukan pemenangan Islam melaui pemilu. Padahal, mereka tahu bahwa belum pernah ada sejarahnya, Islam menang melalui pemilu. Sebut saja Masyumi dan NU, yang masing-masing memenangi 112 dan 91 kursi pada pemilu 1955, akhirnya toh tetap tidak bisa memerintah. Masyumi kemudian dibubarkan oleh Soekarno pada tahun 1960. Cerita yang sama juga terjadi pada FIS di Aljazair. FIS yang menang pada pemilu 1991 putaran I, dan menguasai 81% kursi parlemen, dan menang telak pada pemilu putaran II pada tahun yang sama, akhirnya dibubarkan oleh junta militer. Cerita yang sama juga terulang pada Hamas, sebagai pemenang pemilu di Palestina.

Karena itu, mengharapkan terjadinya perubahan, apalagi kemenangan Islam melalui pemilu jelas tidak mungkin. Daripada berharap kepada sesuatu yang tidak mungkin, lebih baik seluruh potensi umat dikerahkan untuk membangun jalan baru, yaitu jalan yang pernah ditempuh oleh Nabi saw. dalam mewujudkan perubahan. Jalan yang terbukti telah mampu mengubah bangsa Arab, dari bangsa yang tidak mempunyai sejarah, sampai akhirnya menjadi pemimpin dunia.

Jalan baru ini bukan saja dibutuhkan oleh Indonesia, tetapi juga seluruh umat manusia di dunia. Betapa tidak, setelah Islam tidak lagi berkuasa, tepatnya setelah institusi Khilafah diruntuhkan pada tanggal 3 Maret 1924 M/28 Rajab 1342 H, dunia nyaris dalam genggaman Kapitalisme dan Sosialisme. Hasilnya, sebelum krisis keuangan global, ada 4 milyar jiwa, atau separo penduduk dunia hidup di bawah garis kemiskinan; 90% kekayaan dunia pun hanya dikuasai 20% penduduk dunia, sementara 10% sisanya harus dibagi 80% penduduk dunia yang lainnya. Ketika krisis keuangan menerpa dunia sejak 2007 hingga sekarang, para pemimpin G-7 tidak mampu memikul beban krisis tersebut. Mereka pun melibatkan para pemimpin G-20. Dalam pertemuan mereka di London baru-baru ini, disepakati paket stimulus ekonomi sebesar USD 5 triliyun. Lebih dari USD 700 milyar di antaranya digunakan untuk membantu IMF. Apa yang mereka sebut stimulus ekonomi, bailout maupun yang lain, nyatanya bukan untuk menyelamatkan kelompok 80% penduduk dunia, yang nota bene lebih membutuhkan, tetapi justru untuk membantu kelompok 20%, dan tidak lain untuk mempertahankan penjajahan mereka terhadap dunia.

Di Indonesia sendiri, pada tahun ini terdapat 10,24 juta rakyat mengganggur; 33 juta lebih hidup di bawah garis kemiskinan, bahkan jika menggunakan standar Bank Dunia, angkanya bisa mencapai 100 juta orang; 90% kekayaan migas kita juga telah dikuasai oleh asing. Belum lagi kekayaan alam yang lainnya. Lihatlah, kekayaan alam kita yang melimpah ternyata hanya menyumbang 20% pendapatan di APBN, sementara 75% nya diperoleh dengan memalak rakyat, melalui pajak, sisanya 5% dari perdagangan, dan lain-lain.

Inilah realitas sistem Kapitalisme Sekularisme dan Liberalisme yang mencengkram kehidupan kita. Pertanyaannya, masihkah kita berharap kepada sistem seperti ini, yang terbukti telah menghempaskan dunia, termasuk Indonesia, dalam jurang kehancuran? Orang yang berakal sehat, tentu akan menjawab tidak. Itulah mengapa, seorang Angela Merkel, Kanseler Jerman, beberapa waktu lalu pernah menyatakan, bahwa dunia membutuhkan sistem alternatif.

Benar. Dunia, termasuk Indonesia, memang membutuhkan sistem alternatif. Sistem itu adalah sistem Khilafah. Bukan yang lain. Bahkan, tesis ini pun berkembang di kalangan intelijen dan ahli strategi, “Setelah tesis Liberalisme-Kapitalisme gagal mensejahterakan dunia, kekhilafahan seharusnya muncul sebagai penggantinya. Karenanya, Islam perlu menjawab tantangan globalisasi dengan membangun Khilafah Universal. Hanya sistem inilah yang bisa mengatur dan mensejahterakan dunia, karena tatanan Sekular-Kapitalisme telah gagal.” ungkap AM Hendropriyono (Sabili, no 19 TH XVI, 9 April 2009, hal. 28). Tesis ini memang bukan hal baru. Bahkan ahli strategi AS dan Rusia, termasuk NIC, sebelumnya pernah menyatakan akan kembalinya Khilafah.

Inilah jalan baru yang dibutuhkan oleh dunia, termasuk Indonesia saat ini. Jalan yang akan mengubah wajah dunia yang didominasi kezaliman, menjadi wajah dunia yang adil dan makmur. Jalan itu pun telah dirintis oleh Hizbut Tahrir sejak tahun 1953. Dari bagian barat, ruangan Masjidil Aqsa, 56 tahun silam, jalan baru itu dirintis oleh seorang pemikir, politikus ulung dan mujtahid mutlak, Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani. Kini jalan baru itu telah diemban oleh jutaan umat Islam, dan berkembang di lebih dari 40 negara. Sehingga ada yang mengatakan, Hizbut Tahrir saat ini telah menjelma menjadi kelompok politik terbesar di seluruh dunia, bukan hanya di dunia Islam, tetapi juga di Barat dan Timur. Tentu saja, semuanya ini berkat komitmen dan keteguhannya, dan pasti dengan izin dan pertolongan Allah SWT semata.

Hizbut Tahrir bersama umat Islam di seluruh dunia kini siap menyongsong kabar gembira, kembalinya Khilafah. “Pada saat itulah, hati seluruh kaum Mukmin akan bergembira, karena pertolongan Allah.” (Q.s. ar-Rum [30]: 4-5)(Hafidz Abdurrahman)

sumber:http://hizbut-tahrir.or.id