Thursday, April 16, 2009

Tips Mengenai Jihad dan Keamanan 1

Dalam forum-forum Internet kamu cukup sering dapat membaca postingan seperti "Aku ingin berjihad, siapa yang bisa membantuku? di mana kita bisa ketemu?" Postingan-postingan tersebut dikirim baik oleh para agen provokator dari pihak keamanan, atau kaum Muslimin yang tulus bersungguh-sungguh, namun naif. Dan kami akan menujukan hal ini kepada ikhwan-ikhwan (naif) yang demikian.

Jihad merupakan suatu kewajiban perseorangan, tetapi sebagai ibadah, jihad menuntut pemenuhan syarat-syarat tertentu. Apa yang akan kita katakan tentang seorang pria yang mendirikan sholat dengan mengenakan celana pendek, di suatu tempat yang kotor dengan tanpa melakukan wudhu, (dan pria tersebut) membenarkan tindakannya berdasarkan kenyataan bahwa sholat itu merupakan suatu kewajiban bila telah tiba waktunya? Meskipun begitu beberapa ikhwan, yang telah menyadari kewajiban akan Jihad, membiarkan diri mereka menghabiskan banyak waktu di depan layar komputer, sementara mereka tidak mempersiapkan diri mereka sendiri secara moral, fisik dan intelektual untuk berperang di jalan Allah sama sekali.

Pada waktu yang sama, Jihad pada hari ini merupakan suatu aktivitas sabotase dan penjagaan, yang mana, pada seluruh tentara dari penjuru dunia, aktivitas ini hanya dilaksanakan oleh mereka yang terpilih secara khusus, para petarung elit. Apakah kamu membayangkan seorang tentara pasukan khusus, adalah mereka yang tidak tahu daftar perkalian, lalu hampir tidak naik
lima kali, tidak tahu bagaimana cara menembak, dan bahkan tidak mengenal baik senjatanya, yang tidak mampu melakukan pertolongan pertama pada seorang yang terluka, dan tidak memenuhi tuntutan keamanan?

Kedisplinan yang terdapat pada para tentara kafir dipelihara oleh rasa takut terhadap hukuman. Namun bagi seorang Mujahid, Bagi seorang Mujahid, alasan utama untuk mematuhi kaidah perang adalah karena kesholihannya. Kekurangsholihah dapat menyebabkan jatuhnya para korban dan bahkan kekalahan, dan hal tersebut tidak akan menjadi suatu alasan pada Hari
Pertanggungjawaban.

Menyandarkan diri pada Allah termasuk di dalamnya dengan memenuhi segala persyaratan yang mampu kita penuhi, dengan cara memungkinkan yang terbaik, dan tidak mengabaikan ikhtiar ketika mengatakan "kami menyandarkan diri pada Allah"

Dengan Nama Allah, yang Maha Pemurah, Maha Penyayang.

Ribat

Bagian 1. Keamanan Umum

Jihad di Kaukakus telah berlangsung selama bertahun-tahun, namun kami terus menyaksikan lemahnya kesiapsiagaan para pemuda Mujahidin, seperti halnya ketika para pemuda tersebut melalaikan kaidah keamanan yang diberikan oleh para pejuang yang lebih berpengalaman. Ilmu pengetahuan militer dituliskan dengan darah, dan darah kaum Muslimin terlalu berharga untuk ditumpahkan karena lemahnya kesiapsiagaan, kecerobohan ataupun kedunguan kita.

Kami ingin menyajikan beberapa kaidah untuk persiapan dan memperjuangkan Jihad, berdasarkan pengalaman kontemporer Mujahidin di Kaukakus Utara.

Pertama-tama, perlu dipahami bahwa Jihad di suatu wilayah yang dikendalikan badan keamanan musuh mengharuskan adanya langkah-langkah keamanan ekstra dari para Mujahid, dan juga membutuhkan suatu kemampuan dalam melakukan penyamaran, yang tidak hanya menyamarkan aksi-aksimu, tetapi juga niatanmu. Secara khusus, seorang Muslim yang telah membuat keputusan kokoh untuk berpartisipasi dalam Jihad harus mampu menyimpan keputusannya secara rahasia, karena semua badan keamanan kaum kafir akan selalu berusaha mencegah keluarnya Mujahidin di mata publik dan munculnya pusat baru Jihad, daripada harus berurusan dengan akibatnya.

Faktor-faktor utama terbongkarnya informasi mengenai [seorang mujahid] adalah:

1. Tereksposnya ciri-ciri Mujahid itu sendiri.
2. Penggunaan alat komunikasi dan pemakaian kata-kata yang salah.
3. Bocornya informasi melalui keluarga atau teman dekat.


Marilah kita tinjau faktor-faktor ini secara lebih terperinci.

1. Tereksposnya ciri-ciri seorang Mujahid (baik yang berpotensi maupun yang aktif) meliputi:

* Mengunjungi masjid (adalah lebih baik menghindari masjid sama sekali, karena masjid-masjid merupakan tempat mengawasi kaum Muslimin dan menjadi tempat yang paling mudah untuk memata-matai mereka: semuanya kelihatan, siapa berhubungan dengan siapa, siapa saja yang tidak muncul kelihatan dengan jelas).

* Berbicara tentang Jihad dengan mereka yang tidak dapat dipercaya (contohnya mereka yang tidak sejalan/sefikrah denganmu), meskipun mereka adalah "masya Allah, ikhwan yang sangat baik".

* Penampilan luar, misalnya, tumbuhnya jenggot, atau bahkan jenggot yang tak dicukur yang tumbuh menutupi permukaan dagu, seandainya itu bukanlah merupakan suatu norma atau suatu kecenderungan dalam masyarakat. Juga penggunaan ekspresi-ekspresi (lisan), pakaian dan aksesoris (jam casio, parfum Arab, miswak) yang dihubung-hubungkan dengan "para militan" atau "para pengikut wahhabi" menurut pendapat umum.

Semua pokok persoalan ini telah ditinjau oleh para Mujahidin berulang kali, suatu penyelidikan bahkan dibuat mengenai kemungkinan menanggalkan penggunaan niqab (cadar) bagi para istri Mujahid, karena itu merupakan suatu faktor mengekspos, tetapi pengalaman orang lain dan bahkan kesalahan yang lainnya masih juga tidak memberi pelajaran bagi kita. Sebagai contoh,
setelah gagal dalam percobaan [pembunuhan] R. Kadyrov, dia memerintahkan untuk menahan semua pemuda yang memiliki ciri-ciri berdasarkan "rambut panjang dan jenggot yang tidak dicukur", dan memeriksa apakah mereka memiliki hubungan dengan para militan, dan yang pertama dalam suatu kelompok pria yang kebetulan ditahan merupakan seorang mujahid.

Banyak Mujahid yang sembrono mengambil foto. Kita harus mengakui bahwa foto-foto dan video-video, khususnya yang terposting di internet, merupakan sumber sempurna terhadap suatu informasi bagi kaum kafir. Suatu contoh adalah suatu cerita tentang seorang pemuda, anak seorang polisi, yang, "bersendagurau", berpose di depan sebuah webcam, berbicara tentang Jihad dan memegang senjata tangan ayahnya, dan memposting video itu di internet. Tidaklah sulit bagi badan keamanan untuk mencarinya dengan menggunakan nomer senjata tangan tersebut, yang tertangkap webcam.

Mujahidin sering sekali mulai mengambil foto-foto dan bahkan membuat [videotape] pernyataan-pernyataan, mengisyaratkan mereka [telah] berada dalam daftar para buronan, yang demikian itu akan membatasi kesempatan-kesempatan mereka dalam menyamarkan aktivitasnya di darat. Tetapi dapat kita katakan bahwa para Mujahid yang paling penting adalah mereka yang tepatnya dapat beraksi di darat, memukul (mundur) orang-orang kafir dan para murtadin di tempat di mana mereka tidak mengharapkannya. Mujahid yang tidak dikenal oleh siapapun, dan yang tidak menimbulkan kecurigaan, bisa mengumpulkan lebih banyak penyelidikan dan menimbulkan banyak korban di pihak musuh, daripada seseorang yang terpaksa bersembunyi terus menerus dan hanya peduli dengan keselamatannya

sumber dikutip dari:http://www.muslimdaily.net

No comments:

Post a Comment